Makna Merdeka
"Perayaan kemerdekaan seharusnya tidak hanya sebagai momentum mengenang. Namun, perayaan kemerdekaan juga seharusnya menjadi momentum untuk mengenal diri, cita-cita dan jati diri. Perayaan kemerdekaan seyogyanya harus dimaknai sebagai upaya bagaimana akhirnya kami harus berjuang kembali merebut dan mewujudkan kemerdekaan yang semestinya".
***
Mengenang perjuangan pahlawan yang telah merebut kemerdekaan, memenangkan pertempuran yang mengorbankan banyak nyawa, demi bangsa dan melepaskan diri dari jajahan bangsa lain. Jutaan nyawa habis pertumpahan darah terjadi demi sebuah kemerdekaan. Itulah alasan kita merayakan kemerdekaan, tanggal dimana Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia setelah puluhan tahun hidup dibawah jajahan bangsa lain.
Terlepas dari semua itu, pernahkah kita berpikir mengapa dan darimana lahirnya budaya perayaan kemerdekaan dengan perlombaan-perlombaan yang pada umumnya menjadi daftar lomba-lomba yang tidak pernah absen? Seperti lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba panjat pinang, dan lomba-lomba lain sebagainya?. Apakah ada korelasi antara kemerdekaan dengan lomba-lomba tersebut? Apakah pahlawan kita juga melakukannya pada masa itu?.
Perlombaan yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia ternyata sudah ada sejak hari kemerdekaan Indonesia yang ke-5 tepatnya pada Tahun 1950, menurut seorang sejarawan dan budayawan JJ Rizal, perlombaan 17 Agustus yang digelar ini bertujuan untuk mengenang jasa pahlawan dan mengingat kembali bagiamana bangsa berhasil merebut kemerdekaan dari tekanan penjajah.
Sebagai bentuk suka cita masyarakat Indonesia menciptakan perayaan ini dengan berbagai cara, salah satunya mengadakan perlombaan-perlombaan sebagai wujud dari kebebasan mereka. Banyak jenis mata lomba yang biasa menjadi pilihan untuk dilombakan dalam setiap kegiatan perayaan hari lahir Indonesia. Beberapa mata lomba tersebut diantaranya adalah lomba balap karung. Mengapa lomba balap karung menjadi pilihan dalam setiap perlombaan kemerdekaan? Menurut JJ Rizal, pada saat Indonesia dijajah oleh Jepang banyak masyarakat Indonesia yang memakai karung goni sebagai pakaian, karena kondisi saat itu masyarakat sedang pelik. Perlombaan lainnya adalah lomba makan kerupuk, makna daripada lomba ini adalah sebagai simbol keprihatinan warga karena masa itu sulit bagi masyarakat untuk mencari makan. Lomba berikutnya adalah tarik tambang, ini sebagai simbol dari gotong royong yang erat dengan identitas masyarakat Indonesia yang senang bergotong royong.
Namun terlepas dari perayaan kemerdekaan yang meriah dengan semangat membara, kita luput pada hal-hal yang juga menjadi penting untuk diingat hari ini, yang seharusnya menjadi catatan penting oleh kita sebagai anak bangsa bahwa apa makna kemerdekaan bagi masyarakat dimasa sekarang?.
Kita berlomba-lomba memeriahkan kemerdekaan sebagai bentuk cinta tanah air dan penghargaan terhadap pahlawan yang gugur dimedan perang itu tidaklah salah, namun apakah hari ini bangsa kita benar-benar telah merdeka? Apakah kemerdekaan hari ini hanya sebagai simbol dari sebuah negara untuk diakui keberadaannya?.
Seluruh anak bangsa bersorai lantang menyuarakan kemerdekaan, namun ditengah hingar bingar, ditengah semarak dan ditengah perayaan yang menghabiskan uang yang tidak sedikit. Kita lupa bahwa masih banyak anak bangsa, masyarakat Indonesia yang tak dilihat, tersembunyi, atau terabaikan yang masih sibuk memperjuangkan kemerdekaannya, masih sibuk merencakan bagaimana kemerdekaan yang diinginkannya terwujud.
Nyatanya merdeka hari ini tidak dimiliki oleh semua rakyat.
Kemerdekaan hanya menjadi sejarah dan kita diharuskan merayakannya ditengah penjara, ditengah desakan, ditengah tuntutan, ditengah himpitan, dan ditengah ketimpangan.
Kita hanya diajarkan bagaimana mengenang, tapi tak pernah benar-benar diajarkan bagaimana mengenal, itulah sebabnya mengapa kita tak pernah benar-benar tahu jati diri, sehingga untuk mencapai kemerdekaan bagi hidup menjadi sulit dilakukan oleh kami sebagai anak bangsa.
Kami hanya tahu kata merdeka dengan penuh keterbatasan tanpa pernah benar-benar diajarkan untuk mencari tahu makna kemerdekaan hari ini, mencari tahu kemerdekaan yang seperti apa yang seharusnya dirayakan. Sebab zaman telah berubah, kami bukan lagi melawan penjajah dari bangsa lain.
Tidak ada salah dalam perayaan kemerdekaan untuk mengenang, dan mengingat perjuangan pahlawan yang mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan, namun akan lebih menjadi baik dan benar jika perayaan kemerdekaan juga dijadikan sebagai alat ukur sejauh mana bangsa kita telah berjuang mewujudkan kemerdekaan sejati, sejauh mana kemerdekaan untuk seluruh bangsa Indonesia itu terwujud?.
Perayaan kemerdekaan seharusnya tidak hanya sebagai momentum mengenang. Namun, perayaan kemerdekaan juga seharusnya menjadi momentum untuk mengenal diri, cita-cita dan jati diri. Perayaan kemerdekaan seyogyanya harus dimaknai sebagai upaya bagaimana akhirnya kami harus berjuang kembali merebut dan mewujudkan kemerdekaan yang semestinya. Agar tak ada lagi rakyat yang hanya menyaksikan diluar pagar ketika sangsaka merah putih dikibarkan dengan penuh kekhidmatan.
Agar tak ada lagi rakyat yang hanya mendengar petasan-petasan yang dinyalakan ketika mengenang detik-detik proklamasi sementara mereka kebingungan mencari sesuap nasi. Agar tak ada lagi rakyat yang hanya melihat keseruan-keseruan festival budaya dan arak-arak kemerdekaan sementara anak-anak putus sekolah, sementara orang-orang sulit mencari pekerjaan karena tak punya kompetensi. Agar tak ada lagi rakyat yang hanya bisa merdeka jika mereka punya orang tua kaya.
Bahwa semua anak bangsa berhak untuk merayakan kemerdekaan yang semestinya. Bahwa semua anak bangsa berhak memperoleh pendidikan yang layak, kehidupan yang baik, merdeka tanpa syarat. Sebab merdeka diperuntukan kepada seluruh rakyat Indonesia seperti yang menjadi cita-cita.
Makna kemerdekaan telah hilang dimakan zaman bagi sebagian anak bangsa. Kemerdekaan tak lagi menjadi hiburan bagi mereka yang masih memperjuangkan hidup demi kemerdekaan sejati.
Atau kemerdekaan hanya sebuah momentum perayaan yang fana?
Kita hidup dimana kemerdekaan hanya dirayakan setahun sekali, atau sesungguhnya itu bukan kemerdekaan yang merdeka?
Perayaan kemerdekaan hanya dilakukan sebagai sebuah kewajiban bagi masyarakat, bukan lagi sebagai sesuatu yang harus diwujudkan untuk seluruh bangsa, untuk kehidupan, dan kelayakan hidup. Jadi apa makna merdeka yang sesungguhnya?. Ini hanyalah sepotong pertanyaan didalam kepala, kritik terhadap diri sendiri sebagai bagian daripada anak bangsa Indonesia yang katanya sudah merdeka, tapi hidupnya tak tahu mau kemana.
Catatan ini bukan untuk menyinggung pihak manapun, ini hanya catatan besar untuk diri sendiri sebagai anak bangsa memaknai sebuah kalimat kemerdekaan yang sejatinya belum benar-benar dimengerti dan tahu apa itu kemerdekaan, bahwa kemerdekaan seperti apa yang hari ini harus diperjuangkan.
Sebagai anak bangsa menurut kalian apa makna kemerdekaan? Dan lebih dari itu apakah kalian sudah merdeka?
Komentar
Posting Komentar