Tak ada yang tahu
Ternyata pertanyaan itu masih ada
Tidak hilang oleh hari-hari yang berlalu lalang
Tidak hilang karena waktu yang berulang
Tidak habis oleh rasa yang tragis
Kukira ia sudah kukemas rapi dalam sebuah kardus besar yang kusimpan diloteng tempat barang tak kupakai.
Tak ada yang tahu
Betapa terkejut melihatnya tergeletak, berserakan dimana-mana
Ditempat aku mencari jeda
Ditempat sebatang kretek mengepul
Ditempat membunuh sepi
Ditempat aku menari riang dengan bayangan
Dengan nyanyian riuh ramai yang tak karuan
Ditengah sepi, ditengah gemuruh.
Ternyata rasa ingin tahu itu masih tumbuh
Tidak mati hanya karena tak diberi jawab
Justru ia terus tumbuh karena tak ada jawab
Meski harap tak lagi bisa merayap
Menghitung jengkal demi jengkal langkah mana ia bisa sampai
Pada rumah mana ia akhirnya pulang
Pada pangkuan siapa air keringatnya tertuang.
Kenangan bisa kembali hanya karena sebuah kesalahan memutar lagu
Ingatan laama bisa kembali hanya karena kau tak sengaja mengunjungi tempat, jalan-jalan yang kau lewati
Ratusan hari ternyata tak cukup untuk menghilangkan apapun yang sudah menjadi cerita.
Kini ia hanya menjadi berita
Dari mulut ke mulut
Dari jemari ke jemari merambah dengan cepat pada telinga yang tak mendengar hingga usai
Pada telinga yang memotong percakapan
Pada mata-mata yang melihat beradu pandang.
Ada yang salah dari lagu-lagu yang kudengar
Atau barangkali dari baju-baju yang kukenakan
Dari jalan-jalan yang tak sengaja kulewati
Aromamu masih ada disetiap jengkal jalanan yang terlewat
Nyanyian-nyanyianmu masih terdengar dari setiap suara lagu-lagu yang diputar.
Ternyata segala upaya selalu berakhir tanda tanya
Segala ucap menjadi gagap
Kala kata demi kata terurai dengan tidak beraturan
Segalanya tak akan menjadi lebih jelas untuk terdengar.
Apa harusnya tak usah bicara saja?
Apa sebaiknya tak lagi perlu ada tanya?
Biar ia lenyap ditikam waktu
Direngkuh takdir dipaksa berserah
Sebab tanya tak lagi menjadi penawar
Sebab jawab tak lagi menjadikannya kembali berulang.
Komentar
Posting Komentar